ANARKO-SINDIKALISME

Anarko-Sindikalisme merupakan gabungan dari dua buah teori yakni anarkisme dan sindikalisme. Anarkisme berasal dari bahasa Yunani “anarki”, yang bermakna tanpa kekuatan, tanpa kekerasan atau pemerintah. (1) Oleh karena itu Anarkisme adalah paham atau ajaran yang mencita-citakan sebuah masyarakat tanpa kekuasaan atau otoritas, dan pemaksaan. Para penganutnya mendukung penghapusan monopoli ekonomi, penghapusan seluruh lembaga politik dan sosial yang bersifat memaksa dalam masyarakat, dan meggantikan tatanan ekonomi kapitalistik dengan menjalin asosiasi bebas seluruh kekuatan produktif atas dasar kerja kooperatif. (2)

Istilah “sindikat pekerja” pada mulanya muncul di Prancis yang berarti organisasi serikat dagang yang terdiri-dari para produsen yang berusaha melakukan perbaikan atas status ekonomi dan sosial mereka. Namun, munculnya sindikalisme revolusioner memberikan makna yang lebih luas dan dalam pada istilah ini. Menurut kaum sindikalis, serikat dagang, sebuah sindikat merupakan organisasi persatuan buruh yang memiliki tujuan untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan para produsen dalam masyarakat sekarang serta berusaha untuk mempersiapkan dan melaksanakan rekonstruksi praktis kehidupan sosial berdasarkan pola sosialisme. (3) Karenanya sindikalisme mempunyai tujuan ganda (4) :

  1. Sebagai organisasi perjuangan para pekerja melawan para majikan agar memenuhi tuntutan para pekerja untuk menjamin keselamatan kerja dan meningkatkan standar kehidupan
  2. Sebagai sekolah untuk pelatihan intelektual para pekerja yang bertujuan memberi mereka kemampuan dan pengetahuan mengenai manajemen teknik produksi dan kehidupan ekonomi pada umumnya

Dalam pandangannya anarko-sindikalis percaya bahwa ujung tombak gerakan buruh bukannlah partai politik, tetapi serikat pekerja, yang diperkuat dengan perjuangan sehari-hari dan disebarluaskan dengan semangat sosialis. Hanya dalam bidang ekonomilah para pekerja mampu menunjukkan kekuatan sosial sepenuhnya, karena aktivitas mereka sebagai produsen mampu menyatukan seluruh struktur sosial, dan menjamin eksistensi masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, anarko sindikalisme menentang sentralisme organisasi, organisasi artifisial yang menyerahkan urusan setiap orang pada segelintir orang, hanya akan dipenuhi dengan rutinitas yang mandul.

Organisasi Anarko-Sindikalisme didasarkan pada prinsip-prinsip federalisme, berdasarkan himpunan bebas dari bawah ke atas, dengan memberikan hak menentukan nasib sendiri pada setiap anggotanya diatas segala hal yang lain dan hanya mengakui kesepakatan organik dari semuanya diatas dasar kepentingan dan keyakinan bersama. Organisasi Anarko-Sindikalisme dibangun berdasarkan prinsip sebagai berikut; para pekerja di setiap daerah bergabung dengan serkiat-serikat masing-masing, dan organisasi ini tidak tunduk pada veto dari pusat, tetapi sungguh-sungguh menikmati hak untuk menentukan nasib sendiri. Serikat-serikat disebuah kota atau daerah pedesaan kemudian bersatu dalam kartel buruh. Kartel-kartel buruh merupakan pusat untuk propoganda dan pendidikan setempat; mereka menyatukan para pekerja sebagai sebuah kelas faksional dan mencegah munculnya semangat faksional. Pada saat-saat buruh lokal mengalami kesulitan, mereka melakukan kerja sama berdasarkan solidaritas seluruh lembaga buruh teroganisasi dengan memanfaatkan setiap agensi yang ada dalam kelompok tersebut. Seluruh kartel buruh dikelompokkan berdasarkan daerah dan wilayah masing-masing untuk membentuk Federasi Nasional Kartel Buruh, yang mempertahankan hubungan permanen antara lembaga-lembaga lokal, melakukan penyusaian bebas produktif yang berasal dari anggota organisasi yang berbeda berdasarkan garis kerja sama, menyediakan koordinasi yang dibutuhkan dalam kerja pendidikan, dimana kartel-kartel yang lebih kuat diharuskan datang untuk membantu kartel-kartel yang lemah, dan memberi bantuan umum pada kelompok-kelompok setempat dengan adannya lembaga dewan dan bimbingan. Selain itu, melalui agensi federasi kartel buruh nasional dimungkinkan untuk memperhitungkan kebutuhan total negara dan menyusaikan kerja produksi dengan kebutuhan. Setiap serikat dagang secara federatif dipersatukan dengan seluruh organisasi dalam perdagangan yang sama di seluruh negri, dan pada gilirannya juga dengan seluruh perdagangan terkait, sehingga semuanya disatukan dalam aliansi-aliansi industrial yang umum. Tugas dari aliansi ini adalah menyusun aksi kerja sama dari kelompok-kelompok lokal, melakukan pemogokan berdasarkan solidaritas saat dibutuhkan, dan memenuhi tuntutan perjuangan antara modal dan buruh dari waktu ke waktu. Disisi lain tugas aliansi industrial adalah mengendalikan seluruh instrumen produksi, mesin, bahan-bahan mentah, alat-alat transportasi, dan semacamnya untuk menyediakan kebutuhan pada kelompok-kelompok produksi yang berbeda ini. (5)

VIVA LA AIT

Bentuk organisasi seperti diatas tidak hanya memberi para pekerja kesempatan untuk mengambil tindakan langsung dalam perjuangan keseharian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga menyediakan syarat-syarat penting untuk reorganisasi kehidupan sosial yang tidak kapitalistik. Kaum anarko sindikalis yakin bahwa tatanan ekonomi sosialis tidak dapat diciptakan dengan dekrit-dekrit atau aturan-aturan pemerintah, tetapi hanya melalui kerja sama solidaritas para pekerja dengan kekuatan tangan dan otak disetiap cabang produksi yaitu, melalui pengambilalihan manajemen seluruh pabrik oleh para produsen sendiri dalam bentuk sedemikian sehingga kelompok-kelompok, pabrik-pabrik, dan cabang-cabang industri yang berbeda menjadi anggota independen dari organisme ekonomi umum dan secara sistematik melaksanakan produksi dan distribusi produk-produk demi kepentingan komunitas atas dasar kesepakatan bersama secara bebas. Selain itu hal ini membuktikan bahwa para pekerja, meskipun tanpa para kapitalis, mampu melakukan produksi.

Bentuk organisasi seperti ini juga memberi pelajaran bagi para pekerja bahwa, bukan hanya mereka yang harus melakukan kerja pembebasan sosial, tetapi pemebebasan itu sendiri hanya mungkin jika mereka memiliki syarat-syarat konstruktif dengan tidak menyerahkan tugas itu pada para politisi, dan yang paling penting adalah mereka memahami bahwa betapapun berbedanya kondisi-kondisi awal untuk pembebasan mereka itu di berbagai wilayah berbeda-beda, tetapi efek-efek dari eksploitasi kapitalis dimanapun tetap sama.

Metode yang digunakan gerakan anarko-sindikalisme adalah aksi langsung baik dalam perjuangan ekonomi maupun politik. Aksi langsung adalah usaha individu atau kolektif yang secara sadar dilakukan untuk memperotes, atau memperbaiki kondisi sosial melalui pernyataan sistematis yang tegas dari kekuatan ekonomi para pekerja. (6) Metode aksi langsung tersebut antara lain :

1. Sabotase : (7)

Sabotase adalah Setiap tindakan penuh kesadaran dan kesengajaan dari satu atau lebih pekerja yang bertujuan untuk memperlambat dan mengurangi hasil produksi dalam ranah industri, atau untuk membatasi perdagangan dan mengurangi laba dalam ranah komersial, dalam upayanya untuk menjamin perlakuan lebih baik dari majikan atau untuk menegakkan janji-janji yang pernah dilontarkan atau untuk mempertahankan janji-janji yang sudah dijalankan, ketika peluang untuk menuntut ganti rugi tidak menemukan jalan lain.
Setiap operasi yang membutuhkan kemahiran atas pe-nguasaan mesin produksi, yang bukan ditujukan untuk menghancurkan mesin produksi atau untuk merusak-kan mesin produksi secara permanen, namun hanya melumpuhkan mesin produksi untuk sementara waktu dengan cara membuat kondisinya tidak dapat berjalan mulus dalam rangka membuat mesin produksi mustahil dipakai oleh para pekerja oportunis sehingga dengan demikian dapat memastikan berhentinya aktivitas kerja secara menyeluruh dan nyata selama berlangsungnya pemogokan.

2. Pemogokan (8)

Pemogokan merupakan penghentian kerja beramai-ramai oleh pekerja, yang juga berarti pendudukan industri oleh kaum pekerja. Sehingga kegiatan produksi tidak bisa berjalan.

3. Boikot (9)

Metode aksi langsung ini dapat digunakan oleh para pekerja baik dalam karater mereka sebagai produsen maupun konsumen. Penolakan sistematik para konsumen untuk membeli dari perusahaan-perusahaan yang menguasai barang yang tidak diproduksi berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Sebagai produsen, boikot memberikan jalan bagi para pekerja untuk memaksa embargo atas perusahaan.

(1) Alexander, Berkman.” ABC Anarkisme: Anarkisme Untuk Pemula”.Penerbit: Daun Malam.2017. Hal. 23

(2) Rudolf Rocker. “Anarko Sindikalisme: Filsafat Radikal Kaum Pekerja”. Salatiga: PARABEL. 2017. Hal. 1-2

(3) Ibid. Hal 117

(4) Ibid. Hal 117

(5) Ibid. Hal. 128-130

(6) “Sindikalisme Ancaman Modern Kapitalisme” diakses dari https://anarkis.org/sindikalisme-ancaman-modern-bagi-kapitalisme/ diakses 17 febuari 2017.

(7) Emile Pouget,Dkk..“Sabotase dan Aksi Langsung: Kumpulan Tuliasn Klasik Anarko-Sindikalisme”.Penerbit: Daun Malam.2017. Hal. 6-7

(8) Ibid. Hal 228-229

(9) Rudolf Rocker. “Anarko Sindikalisme: Filsafat Radikal Kaum Pekerja”. Salatiga: PARABEL. 2017.


Unduh Bacaan Lebih Lanjut:

https://cnt-ait.info/wp-content/uploads/2023/12/BRO_ANARKOSINDIKALISM.pdf

Anarkosindikalisme (1)………………………………………………………………………………. 1
Anarkosindikalisme (2)………………………………………………………………………………. 3
Aksi Langsung bukanlah vandalisme …………………………………………………………… 7
Struktur organisasi dan struktur kekuasaan dalam kolektif ……………………………… 9
CNT-AIT : Inilah perang kelas (It is a Class War ! / C’est la Guerre des Classes !) …………………………………………………………………….. 19
Bagaimana Lenin mEnggiring pada munculnya Stalin …………………………………. 21
Pemilu : Bukan urusan kami ……………………………………………………………………… 31
Sistem ini yang Membuat Kita Sakit ………………………………………………………….. 37
Bergabung bersama gerakan internasionalmenentang eksploitasi dan ketidakadilan ! …………………………………………………………………… 41

https://cnt-ait.info/wp-content/uploads/2023/12/BRO_SEJARAH-SINGKAT-ANARKISME-DI-INDONESIA.docx.pdf

SEJARAH SINGKAT ANARKISME DI INDONESIA

ANARKISME DI INDONESIA ……………………………………………………………….. 1
Sejarah Singkat Anarkisme Di Indonesia ………………………………………………….. 17