Actualité de l'Anarchosyndicalisme

ENTRE VIOLENCIA Y NO VIOLENCIA

Por definición, una sociedad anarquista no puede asentarse sobre la violencia. Ahora bien, para llegar a tal sociedad, existe un requisito previo (abolir el poder) y una gran pregunta: ¿cómo se hará la abolición del poder? ¿Con o sin violencia? ¿Con violencia?

Pero, entonces en este caso, después de la destrucción del poder, el uso de la violencia, sigificará hacer imposible la edificación de una sociedad sin relaciones de dpminación? Esta es una de las preguntas a las que los militantes anarquistas deben tratar de responder. Este artículo es una contribución a este debate imprescindible.

A PROPOS DES « CAMPS ESPAGNOLS », CAMPS DE CONCENTRATION FRANCAIS ET REPUBLICAINS

Les camps Espagnols …

Hier, dans son discours de commémoration du 6 juin 1944, le Président de la République Française, Emmanuel MACRON, a salué la mémoire de ceux qui au péril de leur vie se sont lancés sur ces plages sous la mitraille. Il nous a exhorté à nous souvenir de ces libérateurs. Au détour d’une phrase, il a évoqué les origines diverses de ces héros : armée d’Afrique, maquis, camps espagnols … Camps espagnols ??? Quelle belle périphrase … Les camps espagnols étaient surtout les camps établis dès 1939 par la République Française (donc avant Vichy …) pour concentrer et parquer les républicains et anarchistes espagnols, ainsi que tous les combattants de la liberté, qui fuyaient après leur défaite contre le fascisme …

Puisqu’on nous demande de faire un exercice de mémoire, nous republions un petit texte pour rappeler ce que furent ces « camps espagnols » mais qui étaient en fait des camps de concentration français et républicains …

Técnicas de Luta

Há uma lacuna no Brasil sobre a luta direta anarcosindicalista. Isso é um grande desafio para nossa luta, pois muitos de nossos companheiros não possuem nenhuma experiência de luta de ação direta anarcosindicalista e muitas de suas ações são frutos de sua própria espontaneidade revolucionária, o que é bom para nossa luta, mas não o […]

ANARKISME DI INDONESIA

Anarkisme di Indonesia
Diterjemahkan oleh Jojoz Kurohota dari tulisan berjudul “Anarchism in Indonesia” yang terbit pertama kali di libcom.org.

Jaringan Anti-Otoritarian, May Day 2007

GERAKAN SAYAP KIRI di Hindia Belanda dengan jelas muncul lewat pengaruh dari para Sosial Demokrat dan Sosialis Belanda. Tetapi hanya sedikit gagasan tentang Anarkis yang diketahui.[1] Walau begitu salah satu yang pertama kali mengkritik sistem kolonialisme di Hindia Belanda adalah penulis-anarkis Edward Douwes Dekker, yang dikenal dengan nama samarannya yaitu ‘Multatuli’ (1820-1887). Ia bekerja pada tahun 1842-1856 di dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda, di situ ia berkenalan dengan kebrutalan kolonialisme dan membuat pidato, karya seni serta artikel yang menyerang, dan mencoba untuk membangkitkan opini publik melawan penjajah. Pada awal abad ke-20, teks-teks Multatuli memberi pengaruh signifikan pada pekerja Anarkis dan sindikalis di Belanda.[2]

PATRIOTISME : ANCAMAN BAGI KEBEBASAN

PATRIOTISME : ANCAMAN BAGI KEBEBASAN
Oleh Emma Goldman, 1911
dimanche 20 avril 2003

Apakah patriotisme itu? Apakah cinta dengan tempat lahir seseorang, tempat seseorang mengenang masa kecil, mimpi dan aspirasinya? Dengan sebuah tempat, dimana kita dengan jiwa kekanak-kanakan memandang awan yang bergerak dan bertanya mengapa kita tak dapat begerak secepat awan itu? Dengan tempat dimana kita melihat bintang-bintang betebaran di langit ? Dengan tempat dimana kita mendengar kicauan burung dan berangan-angan ingin bisa terbang seperti burung ke tempat nun jauh? Atau, apakah cinta dengan tempat kita dipangku ibu mendengar dongeng-dongengnya ? Singkatnya, apakah patriotisme itu adalah cinta dengan setiap jengkal tempat dimana kita dibesarkan dan bermain, dimana kita dapat mengenang masa kecil yang penuh dengan kegembiraan?

Kalau itu adalah patriotisme, hanya sedikit orang Amerika yang bisa menjadi patriotik, karena tempat bermainnya sudah dibangun menjadi pabrik-pabrik dan dengungan mesin telah menggantikan musik (kicauan) burung.

IMORALITAS NEGARA (Mikhail Bakunin)

IMORALITAS NEGARA (Mikhail Bakunin)
Lundi 10 novembre 2003
Kita dapat berasumsi bahwa pembentukan sebuah negara akan mem-provokasi pembentukan negara-negara lain. Hal ini adalah logika karena individu-individu yang berada di luar negara tersebut merasa terancam dan mereka akan berkelompok demi keamanan mereka. Akibatnya manusia telah terpecah belah menjadi banyak negara (kelompok) dan manusia menjadi asing dan ganas terhadap sesamanya.

Dengan perpecahan tersebut, manusia tidak mempunyai hak umum dan kontrak sosial di antara mereka, jikalau hak dan kontrak tersebut ada, negara-negara tersebut akan lenyap dan menjadi anggota federasi dalam suatu negara besar. Keculai negara (maha) besar ini ’merangkul’ seluruh umat manusia, negara ini kan mengundang permusuhan dengan negara lainnya. Kalau kondisinya seperti itu, perang akan menjadi hukum dan kebutuhan hidup umat manusia.

KOMUNISME LIBERTARIAN

KOMUNISME LIBERTARIAN
(vers un communisme libertaire)

mardi 10 février 2004

Dari semua buku yang aku baca, di tahun 1930, diatas kapal yang membawaku ke Indocina, buku yang berderet dari Marx hingga Proudhon, Georges Sorel, hingga Hubert Lagardelle, Fernand Pelloutier, Lenin dan Trotsky, buku-buku karya Marx-lah yang tanpa diragukan menghasilkan dampak paling besar pada diriku. Buku-buku ini membuka mataku, menyingkap misteri nilai-lebih sistem kapitalis, mengajariku tentang dialektika dan materialisme historis. Sejak saat itu, aku memasuki gerakan revolusioner, membuang kelaut semua pemikiran borjuisku. Aku sejak dari awal, secara insting anti-Stalinis; pada saat itu aku seorang sosialis kiri yang mengambil pendirian disekitar Marceau Pivert dan seorang sindikalis revolusioner dibawah pengaruh Pierre Monatte. Dikemudian hari, tulisan-tulisan Bakunin, dalam enam-volume edisi terbitan Max Nettlau/James Guillaume, jadi semacam operasi katarak yang kedua bagi diriku. Tulisan-tulisan ini meninggalkan bekas selamanya dalam diriku yang menjadi alergi dengan setiap versi sosialisme yang otoriter, apakah mereka menyebut diri Jacobin, Marxis atau Trotskyis.

Adalah dibawah kegemparan yang dilakukan pada diriku oleh tulisan-tulisan ini (Bakunin) yang menuntun aku secara mendasar mengubah penghargaanku terhadap strategi revolusioner yang dikembangkan Lenin, mengkaji ulang (pandanganku sendiri) akan idolaku ini dan meneruskannya dengan sebuah kritik mendalam terhadap konsepsi otoriter tertentu dari pemimpin Bolshevik tersebut. Aku menyimpulkan, dari perdebatan internal, bahwa sosialisme mesti membersihkan diri dari gagasan kediktatoran proletariat yang melelahkan, agar dapat mengembalikan sifat pembebasannya yang otentik.

BAGAIMANA LENIN MENGGIRING PADA MUNCULNYA STALIN

BAGAIMANA LENIN MENGGIRING PADA MUNCULNYA STALIN
(Comment Lénine conduit à Staline …)

mardi 27 avril 2004

BAGI kaum kiri-jauh Leninis, ambruknya Republik Sosialis Uni Soviet telah melontarkan lebih banyak pertanyaan ketimbang yang terjawab. Kalau Uni Soviet benar-benar merupakan sebuah ’negara pekerja’, mengapa para pekerja tidak mau membelanya? Mengapa pada kenyataannya mereka menyambut hangat datangnya perubahan?

Apa yang terjadi pada « revolusi politik ataukah kontra-revolusi berdarah » -nya Trotsky? Organisasi-organisasi Leninis yang tak lagi memandang Uni Soviet sebagai negara pekerja juga belum bisa lepas dari kontradiksi-kontradiksi tersebut. Kalau memang Stalin merupakan sumber permasalahan, mengapa ada begitu banyak pekerja Rusia yang menyalahkan Lenin serta pemimpin-pemimpin Bolshevik lainnya?
Mitologi « Lenin, sang pencipta dan penopang revolusi Rusia » kini sekarat. Demikian pula yang akan terjadi pada semua kelompok Leninis karena, seiring arsip-arsip Soviet makin dibuka, akan semakin sulit untuk mempertahankan warisan Lenin. Sampai saat ini, kaum kiri di Barat telah menghindari dan memalsukan perdebatan tentang Lenin selama 60 tahun. Bagaimanapun, sekarang ini marak bermunculan artikel-artikel dan pertemuan-pertemuan oleh berbagai kelompok Trotskyis yang berusaha meyakinkan para pekerja bahwa Lenin tidak menggiring pada munculnya Stalin. Sayangnya, banyak dari perdebatan ini masih didasarkan atas fitnah dan pemalsuan-pemalsuan sejarah yang telah menjadi gejala Bolshevisme sejak 1918. Pertanyaan-pertanyaan kunci mengenai unsur-unsur apa yang membentuk Stalinisme, dan kapan « Stalinisme » pertama kali muncul dalam prakteknya, dihindari demi mempertahankan retorika dan kepalsuan sejarah

CNT-AIT : INILAH PERANG KELAS !

C’est la guerre de classe !

jeudi 22 juillet 2004

CNT-AIT (Federasi Anarkis Sindikalis [1] adalah organisasi kelompok-kelompok dan perorangan-perorangan yang sudah bergobung hendak mengubahi masyarakat tempat kita hidup. Hendak memperbaiki nasib orang-orang kelas burah.

CNT-AIT (Federasi Anarkis Sindikalis) adalah organisasi kelompok-kelompok dan perorangan-perorangan yang sudah bergobung hendak mengubahi masyarakat tempat kita hidup. Hendak memperbaiki nasib orang-orang kelas buruh.

Masyarakat ini dibagi-bagi menjadi kelas-kelas berdasarkan penguasaannya kekayaannya dan lembaga-lembaganya. Golongan yang berkuasaialah orang-orang yang ’memiliki’ paberik-paberik atau sumber-sumber alam. Ada di antaranya yang punya saham-saham atau jadi ketua dewan perusahaan-perusahaan dan sebagainya. Biasanya mereka didukung oleh kelas menengah, yang mendapat kedudukannya dalam masyarakat sebagai hasil perlindungan oleh golongan yang berkuasa yaitu menguasai serta mengatur/memecahbelahkan kelas buruh yang melakukan segala pekerjaan yang perlu. Masyarakat macam ini adalah sumber kebanyakan masalah-masalah yang dialami orang-orang kelas buruh di seluruhdunia. Golongen yang berkuasa berfekad menjaga kedudukannya yang istimewa itu maka harus dimusnahkan. Imilah perang kelas. Perubahan yang benar-benar hanya mewujud kalau orang-orang kelas buruh mengorganisir diri sendiri untuk menghadapi masalah-masalah yang dialami mereka. Kita harus memperlengkapi segala sesuatu untuk diri kita sendiri.

IL PARAIT QUE LES GILETS JAUNES AURAIENT MAJORITAIREMENT VOTE POUR LE RN ? (A propos de la guerre psychologique du Pouvoir …)

Un article des Inrocks et qui circule sur internet, indique que « Les Gilets jaunes auraient voté en majorité pour le RN ». Cet article vise à démoraliser les GJ et leurs soutiens. Autopsie d’une manipulation …

Page suivante » « Page précédente