*Anarchist Union of Iran and Afghanistan Menyerukan Perjuangan Bersenjata pada Revolusi Iran*
.
Anarchist Union of Iran and Afghanistan siap bekerjasama dengan kelompok oposisi bersenjata lainnya.
.
Anarchist Union of Iran and Afghanistan percaya bahwa rezim Republik Islam Iran tidak akan ragu untuk membantai orang-orang Iran seperti yang sudah dilakukan direzim Suriah dan Irak, serta Iran dalam beberapa hari ini (tercatat sudah lebih dari 100 orang terbunuh dalam demonstrasi), oleh sebab itu Anarchist Union of Iran and Afghanistan menyatakan siap bekerjasama dengan semua kelompok oposisi bersenjata dari Kurdi, Arab, dan Baloch. Sehubungan dengan makin meluasnya penindasan terhadap masyarakat Iran, kita harus dapat memberi mereka alat yang tepat untuk membela diri, sebelum ada lebih banyak orang mati dan gerakan rakyat ditekan secara permanen. Karena itu kebutuhan untuk membentuk sebuah front revolusioner bersenjata untuk mendukung dan membela rakyat dari para algojo rezim Islam sangat mendesak dan perlu. Jika mungkin untuk mengangkut senjata ke orang-orang di Iran, Anda seharusnya tidak ragu sejenak untuk mencegah lebih banyak orang berdarah dan dikuburkan. Tugas oposisi revolusioner dan radikal di luar Iran adalah untuk memberikan dukungan logistik dan strategis untuk perjuangan dan perlawanan orang-orang di dalam Iran.
Catégorie : INDONESIE
Gerakan dan Ide Anarkisme di Indonesia
Suhairi Ahmad – detikNews Foto: IG daunmalam.katalog Jakarta – Judul Buku: Perang yang Tidak Akan Kita Menangkan: Anarkisme dan Sindikalisme dalam Pergerakan Kolonial hingga Revolusi Indonesia 1908-1948; Penulis: Bima Satria Putra; Penerbit: Pustaka Catut, 2018; Tebal: xxiii+ 225 hlm Anarkisme seringkali disebut sebagai biang kerok kekerasan dan ini sudah mencapai puncaknya di Indonesia. Media massa […]
LE POUVOIR DU PEUPLE (PEOPLE’S POWER)
Le texte suivant a été écrit par la bibliothèque anarchiste indonesienne pustakacatut
[Terjemahan] Wawancara dengan Persatuan Anarkis Iran dan Afghanistan
AMW mewawancarai kawan-kawan dari Persatuan Anarkis Iran dan Afghanistan (Asranarshisme) tentang potensi perang antara Iran dan Amerika Serikat serta membangun solidaritas internasional dengan kaum anarkis di seluruh dunia
Menuju Barikade ! (A las Barricadas ! To the barricades !)
« A las Barricadas » (« Menuju Barikade ») adalah salah satu lagu yang paling populer bagi golongan anarkis di Spanyol selama Perang Saudara Spanyol. « A las Barricadas » dinyanyikan menggunakan nada lagu Warszawianka, yang disusun oleh Józef Pławiński. Lirik lagu ini ditulis oleh Valeriano Orobón Fernández pada tahun 1936, di mana sebagian dari lirik lagu ini didasarkan pada lirik asli lagu Warszawianka berbahasa polandia yang ditulis oleh Wacław Święcicki.
Yang dimaksud dengan « Konfederasi » pada bait akhir dalam lagu ini adalah organisasi beraliran anarko-syndicalist CNT (Confederación Nacional del Trabajo — « Konfederasi Serikat Buruh Nasional »), yang pada saat itu adalah yang serikat buruh dan organisasi berideologi anarkis terbesar di Spanyol, dan menjadi salah satu kekuatan besar melawan kudeta militer yang didalangi oleh Francisco Franco terhadap Republik Spanyol dari 1936-1939.
ANARCHISM IN INDONESIA
ANARCHISM IN INDONESIA by Vadim Damier and Kirill Limanov The leftist movement in Dutch East Indies emerged first under the influence of the Social Democratic and Socialist currents of the Netherlands. Anarchist ideas were little known (1), although one of the first critics of the Dutch colonial system was the writer-anarchist Eduard Douwes Dekker, known […]
PPAS – ASOSIASI TERBUKA UNTUK PEKERJA RESTORAN
Beberapa individu pekerja restoran di PPAS sedang bersiap2 untuk membuat section baru. Apakah kamu juga pekerja resto?
Saat ini seksi pekerja resto ada di Sidoarjo, Surabaya dan Jabodetabek.
ANARKISME DI INDONESIA
Anarkisme di Indonesia
Diterjemahkan oleh Jojoz Kurohota dari tulisan berjudul “Anarchism in Indonesia” yang terbit pertama kali di libcom.org.
Jaringan Anti-Otoritarian, May Day 2007
GERAKAN SAYAP KIRI di Hindia Belanda dengan jelas muncul lewat pengaruh dari para Sosial Demokrat dan Sosialis Belanda. Tetapi hanya sedikit gagasan tentang Anarkis yang diketahui.[1] Walau begitu salah satu yang pertama kali mengkritik sistem kolonialisme di Hindia Belanda adalah penulis-anarkis Edward Douwes Dekker, yang dikenal dengan nama samarannya yaitu ‘Multatuli’ (1820-1887). Ia bekerja pada tahun 1842-1856 di dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda, di situ ia berkenalan dengan kebrutalan kolonialisme dan membuat pidato, karya seni serta artikel yang menyerang, dan mencoba untuk membangkitkan opini publik melawan penjajah. Pada awal abad ke-20, teks-teks Multatuli memberi pengaruh signifikan pada pekerja Anarkis dan sindikalis di Belanda.[2]
PATRIOTISME : ANCAMAN BAGI KEBEBASAN
PATRIOTISME : ANCAMAN BAGI KEBEBASAN
Oleh Emma Goldman, 1911
dimanche 20 avril 2003
Apakah patriotisme itu? Apakah cinta dengan tempat lahir seseorang, tempat seseorang mengenang masa kecil, mimpi dan aspirasinya? Dengan sebuah tempat, dimana kita dengan jiwa kekanak-kanakan memandang awan yang bergerak dan bertanya mengapa kita tak dapat begerak secepat awan itu? Dengan tempat dimana kita melihat bintang-bintang betebaran di langit ? Dengan tempat dimana kita mendengar kicauan burung dan berangan-angan ingin bisa terbang seperti burung ke tempat nun jauh? Atau, apakah cinta dengan tempat kita dipangku ibu mendengar dongeng-dongengnya ? Singkatnya, apakah patriotisme itu adalah cinta dengan setiap jengkal tempat dimana kita dibesarkan dan bermain, dimana kita dapat mengenang masa kecil yang penuh dengan kegembiraan?
Kalau itu adalah patriotisme, hanya sedikit orang Amerika yang bisa menjadi patriotik, karena tempat bermainnya sudah dibangun menjadi pabrik-pabrik dan dengungan mesin telah menggantikan musik (kicauan) burung.
IMORALITAS NEGARA (Mikhail Bakunin)
IMORALITAS NEGARA (Mikhail Bakunin)
Lundi 10 novembre 2003
Kita dapat berasumsi bahwa pembentukan sebuah negara akan mem-provokasi pembentukan negara-negara lain. Hal ini adalah logika karena individu-individu yang berada di luar negara tersebut merasa terancam dan mereka akan berkelompok demi keamanan mereka. Akibatnya manusia telah terpecah belah menjadi banyak negara (kelompok) dan manusia menjadi asing dan ganas terhadap sesamanya.
Dengan perpecahan tersebut, manusia tidak mempunyai hak umum dan kontrak sosial di antara mereka, jikalau hak dan kontrak tersebut ada, negara-negara tersebut akan lenyap dan menjadi anggota federasi dalam suatu negara besar. Keculai negara (maha) besar ini ’merangkul’ seluruh umat manusia, negara ini kan mengundang permusuhan dengan negara lainnya. Kalau kondisinya seperti itu, perang akan menjadi hukum dan kebutuhan hidup umat manusia.